We use cookie to improve your experience on our site. By using our site you consent cookies. See our Cookies Policy and Privacy Policy for more datails

Contoh Cerpen Bahasa Indonesia : Hari Sialku

Contoh Cerpen Bahasa Indonesia

Hari Sialku..

Tett…

Tett…

Aish. Hey, ayolah, ini bukan saat yang tepat untuk si benda mesin itu berbunyi. Ini masih subuh dan mataku sangat berat untuk terbuka. Bayangkan saja, semua kalangan juga tahu kalau hari ini adalah langganan bagi si virus “hate monday” datang, dan jangan salahkan aku, aku juga terserang virus itu tiap Senin, dan sekarang si benda bulat berjarum tiga itu masih sanggup bernyanyi dengan rasa tak berdosa, melengkingkan suara aneh itu? Aku benar-benar berharap agar hari Sabtu dan Mingguku yang berharaga dapat kembali, lalu aku tetap dapat menggulung diri dalam selimut dan kembali terbang ke alam mimpi. Tapi sekarang itu hanya angan, karena percuma saja aku mengabaikan alaram itu, karena bila tidak bangun segera, alaram lain pasti akan berbunyi. Ya suara ibuku akan menjadi pengganti alaram itu nantinya, jadi lebih baik sekarang aku bangun. Kali ini aku benar-benar bangun, agak terkejut juga karena aku masih punya tenaga untuk tegak dari tempat tidur, padahal otakku sudah berteriak minta tidak bangun, namun badanku justru menentangnya, dan kini aku benar-benar bangun.

Seusai melaksanakan rutinitas pagiku, aku kembali mengecek barang-barang yang akan aku bawa untuk sekolah, yang paling penting adalah topi. Aku kembali mengeceknya dan ternyata topi itu masih ada di dalam tas. Sampai saat ini, topi itu belum pernah tesentuh mesin cuci sekalipun, jangankan mesin cuci, air saja tidak pernah. Terserah deh, mau dibilang jorok kek, aku sengaja tetap meletakkannya dalam tas, karena aku adalah orang pelupa. Sebenarnya tidak terlalu pelupa, tapi tetap sajakan. Untuk menjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Senin memang hari yang sial, aku sudah memilihnya menjadi hari sial sejak duduk di kelas 2 SMP. Hari ini juga begitu, mengingat dari tadi aku terus-terusan menarik oleh-oleh musim hujanku. Aku terkena flu, flu barat. Suaraku sudah seperti orang sumbing, aku bicara seolah-olah sedang menutup hidung. Awalnya, aku tidak ingin datang ke sekolah, namun saat aku sadar hari ini adalah hari mengumpulkan tugas pelajaran produktif aku, aku harus pergi. Karena aku sudah membuatnya dengan susah payah, sampai begadang hingga larut malam kemarin, dan aku tidak mau tugas yang aku kerjakan menjadi sia – sia.

Jam sudah menunjukkan angka 06.30 WIB, aku bergegas berlari secepat kilat dari tempat parkiran. Dalam hatiku berkata “Semoga masih belum terlambat dan semoga saat upacara turun hujan“.Sesampainya di sekolah saya melihat di lapangan upacara sudah hampir penuh dipenuhi dengan para siswa, aku terus berlari sampai di kelas. Sesampainya di kelas perjuangan masih belum selesai, aku harus menuju kelapangan agar bisa upacara.

Setelah upacara para siswa pergi dari lapangan menuju ke kelasnya masing – masing. Sesampainya di kelas aku tidak terkejut saat melihat teman – teman ku sedang mengerjaan pekerjaan rumah mereka yang masih belum selesai.

“Eh,kamu sudah pekerjaan rumahnya? “ aku menanyakan kepada temanku yang sedang sibuk mengerjakannya.

“Masih belum, tinggal sedikit lagi…..” dia menjawab dengan tergesa – gesa seperti sedang dikejar makhluk alien yang sedang memburu manusia.

“Udah santai aja kale, yang lain juga pada belum selesai kok” aku menutup percakapan kami dengan bermain laptop yang sedang aku hidupkan.

Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dengan masih tetap menggunakan pakaian sekolah. Otakku kembali memutar beberapa kejadian sial yang aku alami hari ini. Pertama, aku harus terus berusaha mencari waktu yang tepat untuk membuang oleh-oleh musim hujanku, hidungku bahkan terasa sangat perih seperti dicampur dengan sambal yang pedas. Kedua, aku benar-benar harus menarik nafas panjang.Mid Semester tinggal tiga minggu lagi, tapi itu akan terasa cepat. Dan aku harus menjalankan ulangan harian besok dan masih banyak ulangan harian dari mata pelajaran yang berbeda pula, itu semua harus aku jalankan hamper setiap hari. Belum cukup sampai di situ saja, sepulang sekolah aku lewat di dekat Mall, rajanya macet. Aku duduk di jok Yamaha Mio sambil meratapi lampu lalu lintas yang tetap berwarna merah. Tiba-tiba “Tiiiiiiiiiiiit” wah, suara apa itu? Aku yang sedang melamun sontak kaget mendengar suara aneh itu. Ternyata suaranya berasal dari mobil hitam itu. Aku merutukinya di dalam hati. Aku kembali tenang, lalu tiba-tiba “byurr” hei what the … air coklat itu terciprat di sepatu hitamku, semuanya akibat dari si benda kuning besar itu. BusTransmetro, apakah dia tahu kalau sepatu ini masih akan ku gunakan lima hari kedepan,,, hmmm..

Aku menarik nafas dalam. Kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Aku banarbenar berharap beban hari ini akan terangkat semua.

Download PDF Cerpen Cerpen Hari Sialku

PDF PDF Cerpen Hari Sialku Download

Post a Comment

  1. Berkomentarlah dengan sopan, tidak Sara atau SPAM. Author berhak menghapus komentar & tidak dapat diganggu gugat.
  2. Komentar ini, diurutkan dari yang terbaru
  3. Tinggalkan komentar sesuai topik tulisan
  4. Tambahkan Response anda tentang artikel ini dengan menggunakan tag #Yes atau #No berserta alasannya
  5. Jika ada pertanyaan tambahkan tag #Ask
  6. Gunakan <i rel='pre'><!--[Parse Code]--></i> Untuk menambahkan Code(dalam bentuk parse HTML) pada komentar